

Di balik kaca ruang NICU, suara bip bip bip dari alat-alat medis masih terngiang jelas di telinga Bapak Budaiman dan Ibu Amih. Tubuh mungil bayinya terbaring diam, tak bersuara sejak dilahirkan. Tak ada tangisan pertama yang menyambut dunia—hanya keheningan yang mencekam.
Bayi itu lahir dalam kondisi kritis: keracunan air ketuban, saluran pernapasan tersumbat, suhu tubuh tidak stabil, dan tubuhnya kejang berulang. Dengan sigap, ia segera dipindahkan ke ruang perinatologi, dan diletakkan di dalam inkubator—satu-satunya harapan untuk menjaga nyawanya tetap bertahan.


Alat medis ini menjaga suhu tubuhnya, membantu pernapasannya, dan menjadi pelindung rapuh dari dunia luar yang belum siap ia hadapi. Hari-hari pertama dalam hidupnya bukan di pangkuan ibu, tapi di dalam ruang isolasi, ditemani mesin-mesin penyambung nyawa.
Sang ayah—Pak Budiman—menunggu dalam cemas. Ia hanyalah seorang buruh di kolam ikan milik tetangganya. Ketika mendengar bahwa biaya perawatan anaknya menyentuh angka Rp12 juta, dunia seolah runtuh. Tapi keajaiban datang. Ia hanya perlu membayar Rp 0 (nol rupiah).
Sebab inkubator dan perawatan medis yang digunakan adalah hasil dari wakaf para donatur Dompet Dhuafa, yang diamanahkan di RS RST Dompet Dhuafa. Berkat kebaikan hati para wakif, anaknya bisa selamat tanpa harus memikirkan biaya yang mustahil dijangkau.
Namun, tak semua bayi seberuntung anak Ibu Amih dan Bapak Budiman.
Masih banyak bayi lain di luar sana yang berjuang sejak hari pertama mereka menghirup udara. Tapi tidak semua rumah sakit memiliki fasilitas lengkap. Tidak semua keluarga mampu membayar biaya perawatan yang mahal.
Kamu bisa jadi penolong mereka.
Klik Wakaf Sekarang untuk berwakaf inkubator hari ini. Selamatkan generasi sejak napas pertama.
Anonim
Jumlah Donasi
Rp. 520,500
Jumat, 23 Mei, 2025
"Yaa Alloh terima lah semua ibadahku"